KETUA ormas Wahdah Islamiyah yang juga pimpinan Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara, Muhammad Zaytun Rasmi Lc. MA, menolak wacana pelarangan guru agama asing untuk bekerja di Indonesia.
Menurutnya, tidak betul kesimpulan yang diambil bahwa guru-guru agama asing itu yang menjadi sumber maraknya radikalisme di Indonesia. Namun dirinya menengarai guru-guru asing Syiah bisa jadi mengajarkan radikalisme.
“Jadi silahkan aja jika ada guru-guru asing masuk asal jelas dari mana datangnya lalu kemudian dipelajari dari negeri mana mereka berasal. Kalau yang resmi dari Mesir, Saudi saya katakan tidak ada yang mengajarkan paham radikalisme. Tapi jika guru asing Syiah bisa jadi akan mengajarkan radikalisme. Kita bisa melihat apa yang terjadi sekarang di Irak dan suriah. Yang saya tahu di beberapa tempat Syiah sudah mulai dominan maka terjadilah tindak radikalisme,” jelas pria asal Makassar ini kepadaIslampos.com di kantor MUI Pusat Selasa kemarin (13/1/2015).
Lebih lanjut Zaytun menilai, maraknya paham radikalisme keagamaan bukanlah berasal dari guru-guru agama asing yang masuk ke Indonesia. Sebagai orang yang pernah belajar di Timur Tengah, Zaytun mengaku paham betul bagaimana sikap resmi lembaga agama serta pemerintahan yang ada di Timur Tengah terhadap paham radikal.
“Kalau kita melihat, tindakan-tindakan radikalisme sama sekali bukan karena dari guru-guru agama asing itu. Saya berbicara tentang guru-guru asing Islam yah, apalagi mereka datang resmi dari Al-Azhar Mesir, Universitas Imam Ibnu Saud Arab Saudi. Tidak ada dari mereka yang mengajarkan radikalisme karena memang mainstream yang ada di negeri mereka baik dari ulama ataupun pemerintahnya memang menolak paham radikalisme namun saya tidak tahu kalau dari agama lain. Dari Sslam saya yakin sekali tidak seperti itu,” tandas alumni Universitas Madinah ini.
Baca
artikel selengkapnya di HARI KARBALA tafhadol
Upaya pemerintah memutus radikalisme dengan melarang guru agama asing dinilai Zaytun sebagai tindakan yang salah langkah dan tidak berasal dari akar masalah.
“Sudah sering kita di negeri ini mengatasi masalah bukan pada akarnya. Benarlah kata pepatah nenek moyang kita dulu, lain yang gatal lain pula yang digaruk. Jadi saya menolak dengan tegas wacana pelarangan guru agama asing. Bagi saya wacana ini tidak benar dan bisa memundurkan pendidikan di negeri kita,” pungkas Zaytun.[fq/islampos]
Post A Comment:
0 comments: