INSIDEN kekerasan pengikut Syiah ternyata belum bisa lepas dari pikiran Ketua Divisi Penegak Az Zikra, Habib Faisal Salim bin Ali Al Kaff. Malam itu menjadi hari yang malang bagi dirinya.
Bagaimana tidak? Habib Faisal menjadi bulan-bulanan segerembolan pengikut Syiah hanya karena spanduk berukuran 1×4 meter yang dipasang warga di Pemukiman Muslim Bukit Az-Zikra. Spanduk itu berbunyi: Kami warga Bukit Az-Zikra Sentul Menolak Paham Syiah. Para penyerang menilai, isi spanduk tersebut telah memantik keresahan mereka.
“Saya lihat jumlah mereka yang memukuli saya ada 50-an orang,” ujar Habib Faisal, dalam kesaksiannya di depan para pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), belum lama ini.
Yang membuat Faisal Salim pilu adalah, pemukulan itu berlangsung di depan kedua anaknya yang di bawah umur.
“Saya sedih sekali Pak, yang buat saya gak kuat, saya dipukuli di depan anak-anak saya, sampai anak saya menangis mereka tetap saja memukuli saya,” lirihnya. Anak paling kecil Faisal berumur 9 tahun (pria) berada dalam peristiwa pemukulan tersebut. Sedangkan paling besar berumur 17 tahun
Baca
artikel selengkapnya di HARI KARBALA tafhadol
Akibat tindakan anarkis ini, Habib Faisal harus dirujuk ke rumah sakit. Hasil visum dokter menunjukkan Habib Faisal mendapatkan satu sobekan di pipi, luka lebam di wajah, tubuh memar, dan cedera di kaki,
“Keganasan mereka seperti zaman PKI, kalau kita lihat perilaku PKI seperti itu. Saya diseret 1 KM,” ujar Habib Faisal.
Usai diseret sejumlah pengikut Syiah, Habib Faisal langsung dijebloskan ke dalam sebuah mobil Mazda bewarna biru. Selama di perjalanan, ia mengaku didorong-dorong dan dipukuli tanpa henti.
“Diam kamu!” kata mereka.
“Lho kalau saya dipukuli mana saya bisa diam,” jawab Faisal.
Lagi-lagi bogem mentah mendarat di wajahnya. “Akhirnya saya diam,” kata Habib Faisal menceritakannya dengan lirih.
Merespon kejadian ini, Komisioner Komnas HAM, Manager Nasution, mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap aksi penyerangan ke Majelis Az-Zikra pimpinan KH. Arifin Ilham pada Rabu Malam (11/2/2015).
“Kekerasan dengan alasan apapun tidak diperbolehkan dalam Undang-undang bahkan agama sekalipun melarangnya,” terang Nasution kepada Islampos.
Manager mendesak agar kasus ini diusut tuntas tanpa melihat latarbelakang siapa yang melakukannya.
“Pihak berwajib jangan sampai melihat latarbelakang pihak tertentu (pelaku) kemudian menjadi alasan tidak diusut hingga tuntas,” tambah Manager.
Lebih lanjut Manager juga meminta pemerintah ikut hadir dalam menciptakan kedamaian.
“Negara jangan abai dan membiarkan kelompok tertentu yang berbeda pendapat melakukan kekerasan,” pungkas Manager.
Sementara itu, Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) mendesak pihak Kepolisian Indonesia untuk melakukan tindakan hukum yang semestinya kepada para pelaku penyerangan dan penganiayaan. ANNAS meminta kepolisian untuk mengungkap dalang di balik serangan ini.
“Usut tuntas siapa aktor intelektual di belakang penyerangan tersebut,” tegas Kyai Athian.
Hal senada juga dikatakan Sekjen Forum Umat Islam, Muhammad al Khaththath. Menurut dia, polisi belum mengungkap otak penyerangan terhadap Majelis Az-Zikra. “Polisi harus mengusut ini, sekarang belum ditemukan siapa master mind ini semua,” ucapnya.
Hingga kini, Kapolres Bogor AKBP Sonny Mulyanto telah menetapkan empat di antara 34 tersangka adalah pengikut Syiah.
“Empat orang sudah mengaku Syiah. Pimpinannya bernama Ibrahim al Habsyi,” ujarnya saat menemui Arifin Ilham di Masjid Az Zikra, Kamis malam (13/2/2015)
Polres Bogor juga menetapkan 5 orang sebagai pelaku utama tindakan anarkis ini. Mereka adalah adalah IH, IB, HT, SY dan SA. “Mereka berasal dari Ciledug,” ungkap Kanit I Resum Polres Bogor, Ipda Enjo Sutarjo, SH, saat ditemui Islampos.
Menurut Enjo, IB adalah Koordinator Lapangan (Korlap) saat penyerangan ke Majelis Az-Zikra itu. Peran IB menyebar SMS kepada empat pelaku utama lainnya. “Jadi IB adalah ketuanya, sedangkan IH tokohnya,” papar Enjo.
IB bersama empat pelaku lainnya kemudian berangkat dari Ciledug menggunakan mobil dan sepeda motor. Mereka kemudian melakukan pertemuan dengan massa di Cibinong untuk melancarkan aksi ke permukiman Bukit Az-Zikra.
“Para pelaku yang berasal dari wilayah Depok dan Ciledug bertemu di salah satu rumah pelaku berinisial BE di Cibinong,” imbuhnya. [rn/Islampos]
Post A Comment:
0 comments: