SELAMA ini kelompok-kelompok Syiah yang ada di Indonesia selalu menposisikan diri mereka sebagai pihak yang paling cinta tanah air dan pembela NKRI serta menuding orang yang mengusik ideologi sesat mereka sebagai perusak persatuan, ancaman bagi NKRI dan sebagainya.
Namun apa benar sejatinya mereka seperti itu? Dr Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM, seorang peniliti Syiah yang disertasinya tentang Syiah, membantah keras hal tersebut.
“Dalam kajian ilmiah, yang pasti ancaman ideologi imamah Syiah itulah ancaman nyata terhadap NKRI. Ideologi imamah itu tidak bisa diadaptasi dengan ideologi manapun, termasuk ideologi Pancasila,” ujar Abdul Chair ketika di wawancara Islampos.com usai acara diskusi Forum Umat Islam (FUI) beberapa waktu yang lalu di Jakarta.
Ideologi Imamah Syiah, menurut Abdul Chair ada aturan yang mewajibkan untuk berbaiat kepada Wali Al-Faqih yang dalam hal ini adalah Rakhbar Ali Khamenei sebagai wakil Imam Mahdi Syiah yang masih dalam keadaan ghaib. Posisi Wali Al-Faqih tidak akan hilang begitu saja dalam pemahaman orang Syiah.
“Dengan demikian ideologi imamah satu keniscayaan yang tidak bisa diadaptasikan ke ideologi manapun baik Pancasila maupun UUD 45, dengan sistem NKRI dan kebhinekaan Tunggal Ika, karena mereka (orang Syiah) di manapun dan kapanpun wajib menegakkan Imamah yang hal itu tidak bisa dihilangkan,” tegas Abdul Chair.
Ketika ditanya kenapa orang-orang Syiah di Indonesia sekarang gencar berteriak NKRI harga mati, Abdul Chair hanya menyebut slogan-slogan itu hanya omong kosong belaka dan bagian dari konsep Taqiyahnya Syiah.
Laporkan iklan?
“Sekarang mereka mengatakan NKRI harga mati, yah itu kan kata mereka tapi ketanyaannya bagaimana? Dalam ideologi imamah tidak dapat digantikan dengan ideologi manapun. Buktinya ketika meletus revolusi Khomaini, kita bisa lihat apa yang terjadi di tahun 1985, pengeboman, siapa yang melakukan? Orang Syiah yang terinspirasi Imam Khomaini. Jangan lupa Khomaini juga berusaha mengekspor revolusi Syiah Iran ke negara-negara Ahlussunnah,” tandas Abdul Chair.[fq/islampos]
Baca
artikel selengkapnya di HARI KARBALA tafhadol
Post A Comment:
0 comments: